Kearifan lokal nusantara yang terkandung dalam budaya daerah dipandang sebagai salah satu langkah untuk mencari solusi permasalahan degradasi moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berangkat dari fenomena tersebut, maka HMP Pandawa akan menampilkan pertunjukan seni Pandawa Labuh Jawa (Palawa) dengan mengusung tema Amukti Satriya Ambungun Nagara di Student Center, UNS (18/11).
Tujuan dari kegiatan ini adalah memperkenalkan kebudayaan nusantara, terutama nilai-nilai tradisi lokal yang bisa didapatkan di dalam karya sastra jawa dan perlu dikembangankan kepada masyarakat umum khususnya generasi muda. Sekaligus memperluas wawasan dan tali persaudaran civitas akademika, masyarakat dan pemerintah untuk memberikan kontribusi dalam dunia bahasa, sastra, seni dan budaya nusantara.
Adi Wisnurutomo selaku ketua panitia menjelaskan, “Kami akan mementaskan pagelaran wayang kulit dengan menghadirkan empat dalang dari mahasiswa, dosen dan alumni yakni Ilham Fajar, Supardjo, Teguh Supriyanto dan saya sendiri dengan lakon Sang Duta Agung.”
“Disamping itu kami juga akan menghadirkan pertunjukan nembang macapat, tari dan musik keroncong.” lanjutnya. Secara garis besar, Sang Duta Agung (Kresna Duta) bercerita tentang Pandhawa yang berusaha mengingatkan Kurawa tentang janji mereka untuk mengembalikan Negara Amarta dan Hastina. Namun Duryudana masih tetap bersikukuh enggan mau mengembalikan. Kemudian di utuslah Krensa untuk mengingatkan janji Kurawa.
“Wayang kulit ini terbuka untuk umum, kami sangat menanti partisipasi dari civitas akademika UNS untuk memeriahkan pertunjukan seni ini, “kata Adi Wisnurutomo.
Harapanya, dengan kegiatan ini dapat meningkatkan rasa cinta dan memiliki terhadap budaya bangsa Indonesia khususnya Jawa sebagai benteng dari arus deras globalisasi.
Sumber: http://fib.uns.ac.id