Ada sebuah filosofi, sesuatu yang sangat membantu itu, LAKU. Masyarakat saat ini sangat memerlukan kemudahan, kenyamanan dan juga kecepatan dalam memenuhi kebutuhannya dan ini adalah peluang bagi yang memiliki jiwa enterpreneur. Telah banyak bermunculan usaha-usaha online yang sangat menjanjikan.
Hal itu disampaikan Rahmat Akbar kepada para mahasiswa Program Studi D3 Manajemen Pemasaran dalam seminar videografi dan fotografi , Sabtu, 1/12/2018 di Ruang Sidang II FEB.

Lebih lanjut, Rahmat mengatakan, untuk memulai sebuah usaha, kita harus tahu produknya apa dan audiennya siapa, juga harus tentukan targetnya. Kita juga harus melakukan survei market yang meliputi spesifikasi, nama dan harga produk.
Prinsip pertama dalam setiap usaha, adalah terbaik atau terbeda. Sejak sekarang sudah menciptakan apakah produk itu yang pertama kali muncul. Jika tidak yang pertama berusahalah menjadi yang terbaik. Terbaik itu bisa macam-macam, semisal memberikan layanan konsumen yang terbaik, chatting cepat dibalas, pengiriman tepat waktu, pemberian bonus dan sebagainya.
Sebagai seorang pengusaha harus peka terhadap sekitarnya. Jika tidak jadi yang pertama dan terbaik maka carilah yang terbeda. Untuk memasarkan barang juga perlu seni agar usaha jadi beda dengan yang lainnya atau unik.
Setelah menemukan bisnisnya atau passion dari produk yang dimiliki, maka harus selalu fokus pada usaha dan audien yang tepat serta tidak pelit untuk beriklan.

“ Tanpa iklan, mungkin usaha anda akan jalan, tumbuh, maju dan tetap laris, namun tidakkah anda ingin lebih “ngebut”, tegasnya.
Tidak hanya sekedar membuat produk, mengemasnya, memotretnya dan merekamnya tetapi bagaimana mempengaruhi orang untuk mengambil keputusan untuk membeli.
Dalam hal jualan, pembeli perlu mendapatkan haknya. Semisal, seseorang makan mi instant di angkringan dengan makan di kafe yang mungkin harganya dua kali lipat akan sangat berbeda. Secara konvensional, memang rugi karena harganya mahal tetapi pembeli mendapatkan hak lokasi, hak suasana yang nyaman sehingga ikhlas mengeluarkan dana lebih.
Disisi lain dalam hal memasarkan produk, melalui handphone buatlah gambar produk yang semenarik mungkin bagi customer. Jadikan sesuatu produk yang biasa menjadi luar biasa dalam visualnya. Orang tidak akan suka dengan promosi yang banyak teksnya.
Dengan visual gambar lebih bisa mengungkap apa yang disampaikan daripada teks. Sebuah gambar lebih berbicara kuat daripada teks. 90% info yang masuk ke otak adalah visual dan diproses 60.000 kali dibanding teks.
Untuk mendapatkan gambar yang menarik melalui handphone, tentukan cahaya, skala, sudut dan kejujuran.
Dalam hal kejujuran, misalkan untuk yang sebuah produk second perlu dijelaskan minusnya karena perlu diingat jejak digital kejam, orang bisa langsung meng-screenshoot terhadap produk yang tidak benar kita informasikan, dan ini berpengaruh kepada keberlanjutan sebuah usaha.
Usai pemaparan terkait pemasaran produk, Rahmat juga mengajak mahasiswa berlatih langung membuat studio mini dengan dengan bahan-bahan yang relatif murah dan mudah didapat mahasiswa yakni menggunakan lampu belajar, kardus bekas, kertas kalkir atau kertas roti dan kertas karton. Studio mini dibuat hanya untuk produk-produk yang kecil.
Secara berkelompok, mahasiswa juga diajak berlatih membuat foto dan caption produk di luar ruangan.
#Tetri Wahyu – Humas FEB