Sebagai upaya melaksanakan tri dharma perguruan tinggi, Universitas Sebelas Maret senantiasa berupaya ikut mengembangkan kebudayaan yang ada di tanah air tercinta. Salah satu wujudnya adalah berkontribusi aktif mewakili Indonesia di ajang Pemerkasa Pantun Nusantara ke-3 yang diselenggarakan oleh Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera).
Majelis ini diikuti oleh lima negara yakni Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. UNS, dalam hal ini Fakultas Ilmu Budaya berangkat atas kepercayaan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada Universitas Sebelas Maret dimana Fakultas Ilmu Budaya terpilih untuk mewakili Indonesia, karena kompetensinya.
Kegiatan lintas budaya ini rutin dilaksanakan tiap tahun. Pada kesempatan ini berlangsung pada Rabu-Sabtu, (28 Februari – 3 Maret) di Stadium tertutup, kompleks Sukan Negara Hassanal Bolkiah, Berakas, Brunei Darussalam. Bertujuan untuk mengabadikan warisan bangsa Melayu di Nusantara khususnya pantun Melayu Nusantara serta meningkatkan penggunaan Bahasa Melayu melalui sastra dalam kalangan generasi muda.
“Alhamdulillah, Fakultas Ilmu Budaya mendapatkan kepercayaan lagi untuk mewakili UNS ke ajang Mastera ini. Ini adalah kesempatan yang kedua kalinya. Tim dari FIB terdiri dari empat orang mahasiswa yaitu Yona Satriangelina, Bagus Aji Panuntun dari program studi Sastra Daerah dan Afriana Afifah, Salam Badar dari program studi Sastra Indonesia serta seorang dosen pembimbing, Prasojo dari program studi Sastra Indonesia,” kata Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Supardjo.
Kegiatan meliputi seminar, bengkel sastra dan festival pantun. Para peserta mengikuti seminar tentang sastra melayu se-Asia Tenggara dengan tema “Melestarikan Budaya Pantun”, dan tiga hari untuk bengkel sastra/workshop dan festival pantun. DI akhir acara dari tim FIB UNS mempersembahkan puisi yang di iringi dengan musik tradisional gamelan jawa.
Setelah dilakukan penilaian dari dewan juri, maka keempat mahasiswa mendapatkan prestasi yang membanggakan yakni:
Penampil terbaik 1 : Bagus Aji Panuntun (Sastra daerah)
Penampil terbaik 2 : Salam Badar (Sastra Indonesia)
Penulis terbaik 1 : Yona Satriangelina (Sastra daerah)
Penulis terbaik 2 : Afriana Afifah (Sastra Indonesia)
Semoga kegiatannya ini mampu mewujudkan rasa kebanggaan terhadap warisan sastra nusantara khususnya pantun yang mampu menjadikan dirinya sebagai bentuk manifestasi kehidupan bangsa melayu/Nusantara.
Selamat kepada para juara, Siapa menyusul?