Tersesat di dalam perjalanan misalnya di hutan, gunung dan tempat asing lainnya bagi banyak orang merupakan momok dan pengalaman terbesar yang sangat sulit dilupakan. Walaupun sebenarnya semua segala peralatan dan kebutuhan sudah dipersiapkan dan diantisipasi sebelumnya bahkan dengan menggunakan beberapa alat atau teknologi canggih sekalipun. Namun yang namanya musibah, semua makhluk tak akan ada yang tahu, karena musibah bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Tidak berfungsinya alat atau teknologi yang telah dipersiapkan tadi dapat menimbulkan kepanikan yang berdampak tidak dapat segera menemukan solusi dari persoalan yang dihadapi ini. Di FISIP UNS ada salah satu unit kegiatan mahasiswa yang komitmen dalam edukasi terkait alam bebas dan lingkungan yaitu Mahasiswa FISIP Pecinta Alam atau sering disngkat dengan Mahafisippa UNS.
Sebagai salah satu usaha bertahan hidup dialam bebas ini Mahafisippa telah menyelenggarakan satu bentuk kegiatan alam bebas dengan tema jungle map challenge yang dianggap mampu menjadi salah satu solusi keterbatasan alat atau teknologi saat berada di alam bebas. Sebagai agenda edukatif dan rekreatif Mahasiswa Fisip Pecinta Alam (Mahafisippa) UNS, Jungle map challenge 2017 telah dilaksanakan Jum’at-Minggu, 8-10 Desember 2017 di Gunung Lawu bagian Selatan dan diikuti oleh enam peserta anggota mahafisippa angkatan 2016 dan 2017, dengan biaya yang sangat terjangkau para peserta dilatih agar memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang navigasi, survival, dan fotografi alam bebas saat melakukan perjalanan menuju hutan maupun gunung agar tidak tersesat menggunakan teknik navigasi.
Menurut Tyas, salah seorang panitia kegiatan dapat menumbuhkan kepercayaan diri pada para peserta jungle map challenge baik untuk pengetahuan maupun usaha adaptasi bertahan hidup disaat genting sekalipun melalui antisipasi dan aktifitas mawas diri terhadap segala kemungkinan yang mungkin terjadi baik diri sendiri atau proses menolong orang lain . (Maryani FISIP UNS)