Asosiasi Program Studi Mandarin Indonesia (APSMI) merupakan organisasi bagi Program Studi Bahasa/Sastra/Pendidikan Mandarin/Tionghoa dan Sinologi perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. APSMI memiliki tujuan membangun network dan kerja sama pengembangan program studi Bahasa/Sastra/Pendidikan Mandarin/Tionghoa dan Sinologi dengan memfasilitasi, mengadvokasi, dan memperjuangkan kepentingan-kepentingan anggotanya.
Program Studi D3 Bahasa Mandarin Fakultas Ilmu Budaya UNS menjadi salah satu anggotanya, pada penyelenggaraan kali ketiga ini mendapatkan kesempatan untuk menyelenggarakan seminar internasional dan musyawarah nasional dengan tema The Role Chinese Language Literature and Culture in Diversity of RepublicIndonesia bertempat di ruang Indraprasta UNS Inn dan R.307 FIB, Rabu-Jumat (10-13/07/2019).
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini meliputi seminar internasional dengan menghadirkan pembicara dari dalam negeri maupun luar negeri, yakni Prof. Cao Xiuling (Shanghai Normal University), Prof. Dr. Warto, M. Hum (Dekan Fakultas Ilmu Budaya UNS), Dr. Mintowati, M. Pd (Uniersitas Negeri Surabaya), Dr. Long Chinpeng (National Museum of Singapore), dan Nurni Wahyu Wuryandari, M. Pd., Ph. D. (Universitas Indonesia).
Pada hari pertama diadakan seminar internasional Rabu (10/07/2019) di ruang Indraprasta UNS Inn dalam sambutan pembukaan Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Ahmad Yunus yang mewakili Rektor dalam sambutan pembukaannya mengatakan, “UNS sebagai Kampus Benteng Pancasila dan sudah memiliki pengajaran bahasa asing yaitu, bahasa Inggris, Arab, Mandarin dan di UPT. Layanan Bahasa sudah ada pelatihan bahasa Jepang, Perancis dan Jerman. UNS memiliki mahasiswa dari luar negeri sebanyak 34 negara dari berbagai bahasa, hal ini menjadikan perhatian khusus untuk meningkatkan bahasa asing. Salah satunya peran dari negara Tiongkok di dunia semakin tinggi baik dalam bidang ekonomi, saint-teknologi, budaya dan percaturan persahabatan dengan Indonesia.”
Sementara Prof. Cao Xiuling (Shanghai Normal University) dalam paparan materinya yang berjudul Peranan Bahasa, Sastra dan Budaya Tiongkok Dalam Keberagaman NKRI mengungkapkan, “tentangnya pentingnya kurikulum pendidikan bahasa Mandarin diperguruan tinggi yang memiliki standar yang sesuaikan dengan peraturan pemerintah Indonesia dengan perkembangan Era 4.0. Selain itu juga untuk mencari solusi bagi pengajaran pendidikan bahasa Mandarin yang sesuai dengan kebudayaan Indonesia.”
Hari kedua diselenggarakan musyawarah nasional (Munas) APSMI Kamis (11/07/2019) di R.307 gedung 1 FIB. Hal ini suatu mekanisme yang wajar dan terstruktur dalam suatu organisasi dan menjadi program kerja wajib bagi pengurus, sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan. Munas merupakan agenda tahunan dari APSMI, kali ini memiliki agenda pembahasan antara lain anggaran dasar/anggaran rumah tangga APMSI juga menyinggung di setiap Sub. Divisi untuk lebih memiliki keaktifan dalam melaksanakan kegiatan Prodi Bahasa Mandarin dalam pelatihan, summer camp, dan lomba untuk kecintaan dan perkembangan Bahasa Mandarin agar lebih mudah dipahami dan dipelajari.
Ketua APSMI mengatakan, Dr. Herman (Universitas Universal Batam), mengatakan bahwa, “APSMI adalah wadah pemersatu program studi yang berhubungan dengan Bahasa Mandarin diantaranya Prodi Sastra China/Tionghoa/Tiongkok, pendidikan Bahasa Mandarin dan kebudayaan. Selain itu juga untuk mendukung dan mencari solusi dalam rangka meningkatkan mutu dan prestasi Prodi dalam Tri Darma Pendidikan Tinggi.”
Hari terakhir Jumat (12/07/2019) rombongan peserta yang terdiri dari kepala program studi dan juga pengajar bahasa Mandarin mengikuti tour city di Surakarta meliputi, Keraton Surakarta, Pasar Klewer, Pasar Gede dan Kebun Kemuning.
Sebagai Kaprodi D3 Bahasa Mandarin, Kristina Indah Setyo Rahayu bersyukur karena kegiatan selama tiga hari ini berjalan lancar dan berharapan agar dengan kegiatan ini dapat meningkatkan dan pemahaman yang baik, benar, terstruktur tentang penggunaan bahasa Mandarin di era 4.0 dan dalam dunia pendidikan dapat mencetak buku ajar yang sesaui standarisasi kurikulum berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).