Membangun Daya Saing Bisnis Start Up

Total
0
Shares

Saat ini, bisnis melalui internet atau disebut e-commerce sudah sangat lazim dikalangan masyarakat Indonesia. Banyaknya pengguna yang memanfaatkan internet untuk jual beli maka hal tersebut memicu tumbuhnya rintisan usaha jual beli barang maupun jasa yang ikut meramaikan e-commerce. Bisnis Starup, istilah yang sedang hangat merupakan bisnis yang belum lama beroperasi dan baru memulai tahap perkembangan.

Untuk mengetahui lebih dalam terkait dengan Bisnis Starup, Program Studi Manajemen (S1) dan Magister Manajemen (MM) FEB UNS menggelar Kuliah Praktisi dengan tema “Membangun Daya Saing Bisnis Starup”, Sabtu 20 Mei 2017 di Ruang Teleconference FEB UNS.

Kuliah praktisi yang dihadiri oleh 50 mahasiswa Program Studi D-3, S-1 dan Magister Manajemen menghadirkan narasumber Hadi Kuncoro, CEO aCommerce Indonesia.

Ketua Pusat Pengembangan Manajemen (PPM), Ahmad Ikhwan dalam sambutannya mengatakan bahwa kuliah praktisi dengan mengundang pakar bisnis berbasis teknologi sangat mendukung bagi pengembangan mata kuliah Manajemen Teknologi dan Manajemen Operasi Strategik yang sebelumnya telah dikuti mahasiswa di kelas. Kegiatan ini diharapkan lebih memperkaya wawasan dan inspirasi mahasiswa.

“Di era ini, masyarakat ingin memenuhi kebutuhannya dengan cepat, kapanpun, dimanapun, bagaimanapun dan dari perangkat apapun. Demikian hal nya dalam berbisnis, perlu untuk menjual kapan saja, dimana saja, perangkat apapun, memenuhi dari mana saja, dan menangani kembali di mana saja. Bisnis harus beradaptasi dengan teknologi. Mereka yang tidak mampu beradaptasi dengan teknologi dalam bisnisnya, akan tergilas dan lambat laun akan mengalami kebangkrutan ” tegas Hadi Kuncoro dalam paparan materinya.

Startup adalah bisnis yang baru saja mulai berkembang. Starup biasanya kecil dan awalnya dibiayai dan dioperasikan oleh beberapa pendiri atau individu. Perusahaan ini menawarkan produk atau layanan yang saat ini tidak sedang ditawarkan di tempat lain di pasar.
Pada tahap awal, biaya perusahaan startup cenderung melebihi pendapatan mereka karena mereka bekerja pada pengembangan, pengujian dan pemasaran ide mereka. Starup belum tentu berhasil tetapi sekalinya berhasil mampu mengubah pola masyarakat bahkan pola negara.

“Starup bukan Usaha Kecil Menengah (UKM). UKM yang menjual barang dengan cara online bukanlah starup, starup bukan membuat aplikasi tetapi membuat teknologi platform, membuat ekosistemnya sehingga mengubah pola, perilaku, budaya dan bahkan juga kehidupan, contoh Go-Jek, itulah Starup” papar Hadi Kuncoro yang juga alumnus Manajemen UNS.

Menurut Hadi, beberapa karakteristik startup yaitu: perusahaan yang didirikan kurang dari 3 tahun, jumlah karyawan kurang dari 20 orang, pendapatan kurang dari $100.000/ tahun, masih dalam tahap pertumbuhan, umumnya beroperasi di teknologi industri, produk hasilnya adalah aplikasi dalam bentuk digital dan biasanya beroperasi melalui situs web.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You May Also Like

Where To Get Generic Lamisil Odense

Generic Lamisil Buy. Online Canadian Pharmacy No Prescription Medications can also help make other treatments, such as psychotherapy, more mental illness you have, its severity and what works best for…
View Post