Petani, nelayan, UMKM, dan anak-anak muda yang punya ide kreatif di bisnis starup perlu mendapatkan pendampingan. Mereka butuh akses modal untuk menggelindingkan usahanya. “Sebagian besar masyarakat tidak teredukasi dengan baik sehingga lembaga-lembaga keuangan syariah tidak menjadi pilihan atau alternatif mereka. Saya berharap minimal profesi-profesi yang saya sebutkan tadi bisa kita injeksi dengan ide ekonomi islam atau akses perbankan syariah, kita harus meyakinkan mereka, ya sistem ini betul, ya sistem ini menguntungkan” jelas Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah dalam sambutannya di acara Forum Riset Keuangan Ekonomi Syariah (FREKS) XVI yang digelar 12 September 2017 di Universitas Sebelas Maret (UNS).
Hal senada juga disampaikan Ravik Karsidi, Rektor UNS, “Warga Negara Indonesia yang mayoritas beragama Islam menjadi satu titik perhatian utama dalam pengembangan keuangan syariah. Peran pemerintah dalam mengembangkan ekonomi syariah adalah penting, namun yang lebih penting lagi adalah respon masyarakat terkait perbankan syariah, karena tidak banyak masyarakat yang benar-benar paham dengan lembaga keuangan syariah ini”.
“Manajemen masjid yang ada sekarang ini masih dalam manajemen kalengan, hal ini menjadi refleksi kita bersama. Masjid harus dikembangkan agar menjadi solusi bagi segala permasalahan di masyarakat” jelas Ravik.
Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK dalam sambutan sekaligus membuka FREKS XVI menyatakan bahwa lembaga-lembaga syariah di Indonesia sudah banyak, namun nasabahnya yang sedikit, karena masyarakat belum mendapatkan nilai tambah dari keberadaan lembaga syariah. “permasalahan ini menjadi catatan riset, para periset yang hadir di FREKS ini tahun depan kita tantang apakah mampu membuat kajian sehingga produk syariah tidak hanya kompetitif tetapi juga bervariasi produknya” jelasnya.
Konsep pengembangan ekonomi syariah ini bukan hanya lembaganya saja namun harus komprehensif, tetapi juga masyarakat perlu diedukasi.
FREKS yang digelar 12- 14 September 2017 di UNS diikuti oleh para akademisi, praktisi, mahasiswa se Jawa Tengah. Kegiatan yang bertema “Menuju Paradigma Baru Pengembangan Industri Keuangan Syariah Indonesia: Penguatan Peran Pemerintah” merupakan kerja sama antara OJK dengan Universitas Sebelas Maret dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI).
Rangkaian kegiatan FREKS XVI terdiri dari beberapa agenda, yaitu:
1) Sesi Panel Prominent Scholar Lecture on Islamic Finance disampaikan oleh Dr. Drs. Anggito Abimanyu, M.Sc., Anggota Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Prof. Dr. Bambang Setiaji, Rektor Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
2) Forum Koordinasi yang dihadiri perwakilan perguruan tinggi yang memiliki Program
Studi/Jurusan Ekonomi dan Keuangan Syariah;
3) Presentasi Finalis Call for Paper,
4) Seminar Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI).