Rabu 12 Oktober 2016, Fakultas Pertanian UNS menyelenggarakan Kuliah Umum dengan tema “Arah Kebijakan Pengembangan Peternakan Menghadapi MEA”. Dalam sesi kuliah umum Drs. Ade M Zulkarnaen, Ketua Himpunan Peternakan Unggas Lokal Indonesia Pusat (HIMPULI) mengatakan bahwa,“Indonesia mempunyai sumber daya genetik ayam dan merupakan salah satu dari tiga wilayah yang dinyatakan pusat domestikasi ayam dunia selain China dan kawasan lembah Indus (International Livestock Research Institute-ILRI)” demikian dikatakan dalam Kuliah Umum di hadapan mahasiswa Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian UNS.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa Sapi Bali dan Ayam Kampung asli Indonesia dapat dikembangkan dalam rangka menghadapi MEA mengingat hanya Ayam Kampung dan Sapi Bali yang merupakan hewan ternak asli Indonesia dan bisa disertifikasi keasliannya. Tidak kurang dari 26 jenis ayam asli Indonesia dan dapat menjadi sumber daya genetik yang potensial untuk dikembangkan baik untuk produksi maupun hobi. Selanjutnya Drs. Ade M Zulkarnaen memberikan beberapa rekomendasi antra lain :
- Diperlukan dukungan yang komprehensif dan konsisten dari Pemda Jawa Tengah dan perguruan tinggi untuk melestarikan dan mengembangkan plasma nutfah unggas asli.
- Melakukan pemurnian serta membuat Grand Parent Stock (GPS) unggas asli Jawa Tengah yang dilakukan oleh UPT bekerjasama dengan Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Kementan, perguruan tinggi dan asosiasi.
- Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha pembiakan persilangan yang tidak terarah pada masyarakat
- Membangun sentra-sentra perbibitan dan budidaya di lokasi-lokasi strategis
- Mengubah pola usaha yang lebih profesional dari UPTD melalui usaha kerjasa sama teknis maupun Kerja Sama Operasional (KSO) yang dapat memberikan manfaat kepada usaha peternakan maupun pendapatan daerah
- Adanya silabus atau kurikulum di perguruan tinggi yang lebih fokus dalam mata kuliah unggas Lokal
- Promosi yang berkelanjutan untuk mengkonsumsi produk ternak lokal
Narasumber yang lain dalam kuliah umum ini adalah Drh. Slamet (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prop Jawa Tengah) dan Drh. Paulus Setiabudi, MM, Ph.D (Direktur PT. PAN ).