Dalam rangka memberikan pemahaman lebih mendalam tentang beberapa persoalan lingkungan yang dialami terkait dengan perubahan social baik dari segi fisik maupun sosiologinya, dua dosen dari Program Studi Sosiologi yaitu Siti Zunariyah, S.Sos, M.Si dan Akhmad Ramdhon, S.Sos, MA bekerjasama dengan dosen dari Prodi Arsitektur UNS mencoba menyelenggarakan suatu bentuk kuliah pakar dengan tema Mempersoalkan (kembali) Kota bareng Marco Kusumawijaya guna menggali, merencanakan dan merancang kota yang ideal yang didasarkan pada pengetahuan bersama guna menciptakan kreatifitas dari akar rumput dalam arti melibatkan warga masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanakan di Public Space 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret mulai pukul 13.00-15.30 WIB. Menurut Bu Yuyun, panggilan akrab dari Siti Zunariah, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan lanjutan dari beberapa kegiatan yang pernah dilakukan terkait dengan beberapa mata kuliah yang ada di Prodi Sosiologi yaitu perubahan social, teori kritis, pemberdayaan masyarakat dan teori sosiologi modern yang berkaitan langsung dengan lingkungan masyarakat yang mulai dipetakan melalui kegiatan memetakan peta sungai yang ada di wilayah Kota Solo dan sekitarnya terutama di wilayah, Gandekan, dan Sangkrah atau wilayah aliran Kali Pepe bekerjasama dengan beberapa komunitas lingkungan yang telah ada seperrti Rujak Center dan Hysteria Semarang.
Kali ini mengundang Marco Kusumawijaya, Pendiri dan Direktur Rujak Center for Urban Studies Jakarta. Beliau adalah seorang arsitek dari Universitas Parahyangan dan lulusan Pasca Sarjana Centre Human Settlement Chatolik University of Leuven Belgia serta penulis City Our Home. Selain itu Marco Kusumawijaya adalah seorang profesional dan aktivis di bidang arsitektur, lingkungan, seni, warisan budaya, perencanaan kota dan pembangunan yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun. Sebagai seorang desainer arsitektur, desainer perkotaan dan perencana, peneliti dan konsultan manajemen perkotaan dan tata kota, dengan fokus pada pendekatan yang berkelanjutan untuk urbanisme dan arsitektur, dia juga telah bekerja di sektor swasta, pemerintah, LSM internasional dan lokal, lembaga internasional seperti British Council, Bank Dunia dan UNDP selain itu juga menjadi sukarelawan sebagai narasumber dan pekerja praktis pada isu-isu perkotaan untuk sejumlah LSM dan memberikan kontribusi untuk jurnal dan buku tentang isu-isu perkotaan.
Dalam paparan ia menyampaikan sedikit tentang pelaksanaan reklamasi untuk proyek-proyek skala besar di Pantai Utara Jakarta, Teluk Benoa Bali, maupun Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan, yang dinilai telah mengurangi hakekat kota yang sebenarnya karena kesalahan berpikir tentang eskpansi horisontal tata ruang wilayah yang ada. Dia berpendapat sebenarnya bukan tanah yang dibutuhkan warga tetapi adanya ruang kota yang efisien, produktif dan berkualitas.