Silaturahmi halal bihalal merupakan tradisi yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia sebagai rangkaian dari perayaan Idul Fitri. Salah satu hikmah yang dapat dipetik dari kegiatan ini adalah untuk mempererat rasa kebersamaan dan persaudaraan. Esensi kebersamaan dalam hidup adalah tolong menolong dalam kebajikan serta mengingatkan dalam kebenaran dan ketakwaan.
Kalimat di atas mengawali sambutan yang disampaikan Dekan FEB UNS, Hunik Sri Runing Sawitri dalam acara Silaturahmi Halal Bihalal Keluarga Besar FEB, Senin 10 Juli 2017 di Halaman Gedung IV FEB.
Kegiatan yang diikuti oleh keluarga besar civitas akademika FEB, alumni dan para purnatugas bertemakan “Dengan Silaturahmi Halal Bihalal Kita Tingkatkan Kebersamaan Dalam Kebhinekaan”. Hadir sebagai pembicara yaitu Muhammad Cholil, tenaga pendidik FEB UNS.
“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen, sangat beragam. Hal ini bukan berarti harus menonjolkan perbedaan-perbedaan yang justru akan memunculkan konflik, namun perbedaan-perbedaan itu kita sinergikan sehingga akan memunculkan keunggulan. Demikian pula halnya di FEB UNS, heterogenitas yang ada akan memunculkan pemikiran yang berwarna yang menjadi modal untuk memajukan fakultas. Kita sebagai insan akademik tidak boleh terpengaruh terhadap-isu-isu yang cenderung akan memecah belah bangsa, kita harus selalu fokus pada visi misi FEB UNS yang bertujuan untuk menghasilkan insan-insan terdidik yang unggul melalui penguatan dan perbaikan kualitas tenaga pendidik yang berkelanjutan” jelas Hunik.
Sementara itu, Muhammad Cholil menyampaikan dalam tausiyahnya bahwa perbedaan yang ada di lingkungan kita merupakan bagian dari ruang Rahmat Alloh bagi siapa yang mampu mengemas menjadi sebuah kekuatan.
Pada penjelasannya terkait fitri, Muhammad Cholil menyitir Quran Surat Ar Rum ayat 30 bahwa dalam penciptaan manusia, Alloh telah menanamkan dalam hati manusia kebutuhan kepada ketauhidan, ketuhanan.
“Sebenarnya manusia tahu jalan lurus tapi kita tidak serta merta memilih dan melewati jalan itu karena berbagai pertimbangan dan kepentingan sesaat”, paparnya.
Ramadan merupakan sebuah bulan akbar untuk mentraining umat muslim menjadi manusia yang salih, dan diharapkan pesan itu masih melekat dalam diri kita masing-masing pasca Ramadan. Yang dituntut Alloh pada kita bukan hanya tampilan kesalihan lahiriyah saja tapi tampilan yang menyeluruh, berulang serta berkelanjutan.
Muhammad Cholil dalam akhir tausiyahnya menyampaikan empat hal yang menjadi poin keberhasilan seseorang mendapatkan kemenangan Idul Fitri yaitu orang yang perilakunya berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya; orang yang menjadi cerdas yaitu yang mampu menginvestasikan sumber dayanya untuk kepentingan waktu yang lebih panjang yakni akhiratnya; orang yang bertambah kaya, bukan dimaknai kaya harta, namun kaya perhatian, kepedulian dan keterpanggilan terutama dengan yang punya hubungan kerabat dan yang terakhir adalah orang yang kuat, bukan yang menang bergulat atau berdebat tetapi orang mampu memaknai segala sesuatu yang menimpanya dengan bijak.
Selain beberapa hadiah hadir yang diundi bagi tamu undangan, kegiatan halal bihalal dimeriahkan pula hiburan yang menampilkan kepiawaian putra-putri dari tenaga pendidik dan kependidikan FEB meliputi pertunjukan piano , hafalan surat Quran dan Tari Soyong Rancak.
Pada acara serba-serbi, panitia menyampaikan beberapa informasi tenaga pendidik dan kependidikan diantaranya lulus studi lanjut, pernikahan, naik haji, purna tugas dan juga tutup usia.