Aktualisisasi Perpajakan di Indonesia menjadi tema menarik yang diangkat oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Perpajakan FEB UNS dalam Seminar Nasional, Jumat 29/9/2017 di Gedung FKIP UNS.
Dalam sambutannya dan sekaligus membuka acara, Hanung Triatmoko, Kepala Program Studi D3 Perpajakan menyampaikan bahwa seminar ini adalah salah satu agenda kegiatan HMPS Perpajakan FEB UNS yang akan menjadi acara rutin tahunan, dan seminar ini adalah yang perdana.
“Saya harap hasil kegiatan ini tidak berhenti kepada pemahaman saja tetapi pada sikap bagaimana perpajakan itu dapat kita lakukan sebaik-baiknya” kata Hanung lebih lanjut.
Seminar yang dimoderatori oleh Titik Setyaningsih, dosen Program Studi Perpajakan FEB mendatangkan pakar-pakar perpajakan yaitu Yustinus Prastowo, SE, M.Hum, MA, Diretur Eksekutif Center for Indonesia, Nurmalasari, S.Ag, BKP, Konsultan Pajak dan Didi Raafi S.S.T. M.E-Buss., M.Sc Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi II KPP Pratama Surakarta.
“Tax amnesti jangan seperti air yang dialirkan dari kran dan dengan penampung yang kecil, air akan cepat penuh dan terbuang sia-sia, tapi gunakan penampung yang cukup besar sehingga bisa memuat air yang cukup banyak dan tidak terbuang sia-sia. Demikian juga dengan tax amnesti. Tax amnesti yang baik harus diawali dengan administrasi yang baik terlebih dahulu. Tax amnesti itu jangan dilakukan ketika administrasinya belum siap” jelas Yustinus dihadapan hampir 500 peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa yang sedang menempuh studi perpajakan pada perguruan tinggi di eks Karesidenan Surakarta dan masyarakat umum .
Lebih lanjut Yustinus menjelaskan, pajak ke depan akan semakin penting, jika ekonomi tumbuh, pajak pasti tumbuh. Tax amnesti harus menambah jumlah wajib pajak dan realisasi pajak. Kebijakan dan pelayanan perpajakan harus bersifat persuasif. Perlakukan wajib pajak sebagai mitra. Pendekatan yang baik kepada masyarakat lambat laun akan memberikan kesadaran masyarakat akan pentingnya pajak hingga menimbulkan rasa pekewuh jika tidak membayar pajak.
Diakhir acara, Yustinus berharap agar mahasiswa khususnya yang menekuni program perpajakan untuk menanamkan rasa percaya diri, menjadikan ilmu perpajakan yang didapat di bangku kuliah ataupun acara-acara seminar tidak semata-mata untuk pengetahuan saja, tetapi benar-benar dapat bersikap, karir perpajakan jadikan sebagai passion sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat dan perpajakan di Indonesia.