Sejalan dengan tujuan pendidikan vokasi untuk mencetak lulusan yang andal dan siap kerja, Prodi Diploma 3 Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, menyelenggarakan pelatihan penyuntingan teks dan penyuntingan hasil terjemahan pada Selasa (12/11/2019) di ruang 103 Sekolah Vokasi. Prodi mendorong para mahasiswa menjadi lulusan yang berkualitas, yang mampu bersaing di dunia industri. Salah satu kapasitas yang harus dimiliki oleh lulusan, disamping menerjemahkan, adalah menyunting hasil terjemahan. Kegiatan ini memberikan insight tentang seluk-beluk penyuntingan, mulai dari standar kerja, proses penelaahan teks, hingga proses penyuntingan artikel. Pelatihan dibagi ke dalam dua sesi yang dipandu oleh dua narasumber.
Sesi pertama dipandu oleh Diah Rahmawati, editor buku di PT. Aqwam Media Profetika, dengan mengusung topik “Asyiknya Menjadi Editor”. Sebagai narasumber pertama, Diah memaparkan jenis-jenis, ruang lingkup, dan langkah-langkah penyuntingan. Sebagai editor yang sudah malang-melintang di dunia penyuntingan, ia berbagi pengalaman—suka dan duka, manis dan getir, serta tantangan dan kepuasaan—bekerja dalam memoles teks menjadi layak untuk dipublikasikan. Peserta tampak antusias mendengarkan sharing ilmu dan pengalaman dari alumni pendidikan vokasi UNS ini. Dalam kesempatan ini pula, Diah menyampaikan tentang sertifikasi profesi editor, baik sistem, persyaratan, maupun apresiasinya. “Untuk mendapat pengakuan dan meningkatkan nilai tawar, editor harus menempuh uji kompetensi editor dan mengantongi status ‘berkompeten’ sebagai penyunting teks,” tuturnya. Lebih lanjut ia tambahkan, “lulusan (prodi dalam rumpun) bahasa memiliki nilai lebih karena mereka dapat mengikuti uji kompetensi kapanpun mereka mau, tanpa harus menunggu pengalaman bekerja selama tiga tahun”. Hal ini sudah tentu memberikan angin segar bagi mahasiswa dan lulusan Prodi D3 Bahasa Inggris UNS yang berfokus pada kegiatan penerjemahan dan penyuntingan.
Selanjutnya, editorial trainer sekaligus executive assistant to BOD di PT Intan Pariwara, M. Iman Setiadji, sebagai narasumber kedua membawakan materi tentang “Tips dan Strategi Penyuntingan Hasil Terjemahan”. Iman mengawali pelatihan dengan menjelaskan kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang editor, yang meliputi hard skills dan soft skills. Editor harus menguasai kompetensi bahasa, komunikasi, dan informasi, serta kompetensi lain seperti kepercayaan diri, objektivitas, kepedulian, intelegensia, diplomasi, sifat alamiah bertanya, dan kepekaan terhadap bahasa. Selanjutnya, Iman melatih kepekaan bahasa peserta dengan menunjukkan sejumlah ekspresi yang janggal. Peserta diminta menyampaikan pendapat mereka dan mencoba memberikan solusi. Di dalam pelatihan ini pula, Iman menegaskan prinsip dasar yang harus dipegang oleh editor, yakni “Memperbaiki kesalahan. Menyelamatkan naskah”. Ia mengibaratkan peran editor layaknya tim penyelamat, yang memegang prinsip “search and rescue”, sehingga tugasnya tidak hanya mencari kesalahan, melainkan juga memperbaiki kesalahan tersebut sehingga teks dapat diselamatkan menjadi teks yang baik. Pada akhir sesi, ia mengasah dan menguji kemampuan peserta tentang tata kalimat—kalimat yang logis, efektif, lengkap, dan benar.
Seluruh rangkaian materi yang disampaikan oleh kedua narasumber memberikan penekanan pada penelaahan dan penyuntingan teks yang memberikan jaminan bahwa teks yang disunting akhirnya menjadi teks yang berkualitas. Langkah lanjut dari kegiatan pelatihan ini, tegas Ardianna Nuraeni selaku Kaprodi D3 Bahasa Inggris UNS, adalah “mengadakan pelatihan kompetensi lain yang relevan dengan kebutuhan calon lulusan di dunia kerja, sehingga mereka dapat menjadi lulusan yang siap pakai.”