Strategi Indonesia dalam Menghadapi Ekonomi Global melalui Pengembangan Sektor Pariwisata menjadi tema yang diangkat pada Annual Conference of Economics Forum (Alcofe), Sabtu, 11/11/2017 di Auditorium UNS.
Pemilihan tema pariwisata yang diusung tahun ini untuk membuka wawasan mahasiswa, masyarakat dan pemerintah Indonesia dalam hal pengembangan ekonomi pariwisata serta meningkatkan minat mahasiswa dan masyarakat secara umum untuk berperan aktif dan positif dalam pariwisata untuk memajukan perekonomian Indonesia.
Alcofe merupakan kegiatan yang rutin sekali dalam setahun diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan (HMJEP) FEB UNS. Di tahun yang ke sebelas ini, Alcofe hadirkan pakar-pakar pariwisata yakni Nitha Sudewo, Director of Online Services Mister Aladin, BRM. Bambang Irawan, Dosen Ekonomi Pembangunan FEB UNS dan Kepala Pusat Studi Pariwisata LPPM UNS, Ni Made Eka Mahadewi dari Kementerian Pariwisata dan Hamish Daud Wyllie, Travel Enthusiast Public Figure.
Lukman Hakim, Wakil Dekan Bidang Alumni dan Kemahasiswaan dalam sambutannya sekaligus membuka acara mengatakan bahwa di dunia telah terjadi proses transformasi ekonomi, perubahan dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa. Pun demikian di Indonesia, sektor jasa seperti pariwisata melaju cepat. Hal ini menandakan bahwa sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat penting, ke depan sektor ini akan menjanjikan, menjadi sektor utama dalam menggerakan ekonomi.
Mahadewi dalam paparannya mengatakan Bali merupakan ikon wisata Indonesia di mata Internasional. Dengan pesona alamnya, Bali mampu mendatangkan turis mancanegara terbanyak dibandingkan daerah wisata lainnya di Indonesia. Beberapa tempat wisata lain di Indonesia sebenarnya memiliki keindahan yang tak kalah menariknya dengan Bali. Untuk memeratakan kunjungan wisatawan, pemerintah berupaya agar daerah-daerah lain di Indonesia bisa menyamai Bali.
“Dalam perspektif pemasaran, sangat sulit .menjual destinasi tanpa kata Bali. Pemerintah telah mencanangkan sepuluh “Bali Baru”. Istilah ini merupakan kiasan untuk memberikan penekanan agar wisata di daerah lainnya bisa menyamai Bali. Sepuluh destinasi yang menjadi prioritas pengembangan pemerintah tersebut yaitu Danau Toba (Sumut), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jateng), Gunung Bromo (Jatim), Mandalika Lombok (NTB), Labuan Bajo (NTT), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Morotai (Maluku Utara)” jelas Mahadewi.
Di sisi lain, Bambang Irawan dalam presentasinya menekankan agar kita sebagai Bangsa Indonesia harus memiliki “knowledge” tentang tempat-tempat wisata yang dikunjungi.
“Ketika kita datang ke Borobudur, pahami pengetahuan tentang Borobudur, jangan hanya sekedar berkunjung dan selfi-selfi saja, demikian juga ketika kita berkunjung ke tempat-tempat wisata di Indonesia lainnya, miliki dan pahami pengetahuan tempat-tempat itu, disisi manakah nilai jualnya” jelasnya